Evan Dimas Perpaduan Stamina & Intelejensi

Selasa, 17 September 2013 15:33 wib
Evan Dimas Darmono.(foto: Tarmuji Talmacsi/SINDO)
Evan Dimas Darmono.(foto: Tarmuji Talmacsi/SINDO)
SIDOARJO - Pertengahan Agustus 2013 atau sebelum gelaran AFF U-19 Youth Championship 2013, Pelatih Timnas U-19 Indra Sjafri mengumumkan hasil tes VO2 Max. Itu adalah kemampuan tubuh dalam memroses O2 saat melakukan kegiatan intensif atau olahraga.

Dalam tes VO2 Max, kapten Evan Dimas mendapatkan 59 atau tertinggi di antara semua pemain Garuda Muda. Orang awam memandang VO2 Max hanyalah berhubungan dengan daya tahan tubuh dan ketahanan stamina pemain di lapangan. Tapi sebenarnya cakupannya sangat luas.

Evan Dimas bisa menjadi bukti dari teori di atas. Pemain berusia 18 tahun yang mencetak hattrick ke gawang Thailand ini memiliki stamina terbaik dan itu menjadi salah satu elemen dasar yang dibutuhkan untuk bermain stabil. Sebagai gelandang serang, dia tentu membutuhkan fisik prima.
Evan Dimas adalah pemain dengan mobilitas tinggi dengan daya jelajah hampir seluruh lapangan. Dia mencetak gol, mengumpan, mengambil tendangan sudut, hingga turun jauh ke pertahanan. Di sinilah peran VO2 Max berbicara, apalagi di empat laga AFF U-19 dia selalu menjadi starter.

Kualitas umpan, tendangan, ketenangan, serta konsentrasi, semuanya bermuara pada kondisi fisik. Tanpa fisik yang memadai sepanjang pertandingan, mustahil pemain seperti Evan Dimas bisa tetap mengatur serangan dengan baik. Faktanya, dia tetap stabil selama 90 menit dan bisa rileks mengeksekusi penalti di penghujung laga.

Tipikal permainan pengagum sosok Xavi Hernandez ini sampai disama-samakan dengan cara bermain Cesc Fabregas. Tidak mendewakan kecepatan, namun memiliki visi tajam. Pengambil keputusan yang brilian, dan yang tak kalah penting adalah kematangan. Tenang dan nyaman dalam
mengolah bola.

"Anak ini (Evan Dimas) sudah lebih matang dari umur yang sebenarnya. Itu yang membuat dia cukup stabil emosinya dan bisa menghadapi tekanan dengan tenang. Pemain seperti dia sangat langka karena memiliki kemampuan cukup komplet sebagai gelandang," ucap Mursyid Efendi, mantan pelatih Persebaya yang paham benar karakter Evan Dimas.

Ada benarnya juga. Indonesia masih miskin gelandang serangan dengan kemampuan komplit seperti tendangan akurat dan umpan cerdas. Indonesia masih terpaku pada anggapan bahwa gelandang serang adalah pemain dengan kecepatan tinggi, ngotot, dengan dribble mumpuni.

Pemain yang pernah menimba ilmu pada Pep Guardiola tersebut membuktikan bahwa intelejensi dan stamina menjadi unsur yang tak boleh diabaikan. Sangat kelihatan pemain seperti ini memiliki fantasi tinggi, kemampuan menyerap ilmu sekaligus menerapkannya di lapangan dengan gayanya sendiri.
Dengan usianya yang baru lulus SMA, sekarang tinggal bagaimana Evan terus mengembangkan diri, tetap berpijak ke bumi, sekaligus bimbingan positif dari orang-orang di sekitarnya. Dia sudah memiliki segala yang dibutuhkan pemain sepakbola muda dan tinggal beberapa langkah untuk menjadi pemain kebanggaan Indonesia.

Publik bola tanah air tentunya ingin melihat bagaimana kelanjutan kiprah Evan Dimas di AFF 2013. Semoga pemain yang sudah menjadi kapten sejak level U-17 tersebut bisa terus memberikan kontribusi positifnya, sekaligus memahami bahwa pencapaian tim tetap lebih utama dibanding pujian secara personal.
 

PBR Bertahan di ISL Usai Taklukkan Persikabo

SOLO – Pelita Bandung Raya (PBR) memastikan diri bertahan di kompetisi level atas setelah berhasil mengalahkan Persikabo Kabupaten Bogor dengan skor 2-1 pada laga play off promosi degradasi di Stadion Manahan, Solo, Minggu sore (22/9) WIB.
 
PBR unggul cepat ketika laga baru memasuki menit ke-7. Umpan sepak pojok Munadi mampu dimaksimalkan striker asal Argentina, Gaston Castano melalui sundulan kepala yang gagal diantisipasi kiper Persikabo, Agus Rohman.
 
Setelah unggul, para pemain PBR terlihat cukup percaya diri. Pada menit 31, Marwan Sayedeh nyaris menggandakan keunggulan. Sayang sepakan striker asal Suriah tersebut didalam kotak penalti mampu diantisipasi pemain belakang Persikabo.
 
Terus melakukan gempuran ke pertahanan Persikabo, The Boys Are Back berhasil menggandakan keunggulan. Gol kedua PBR lagi-lagi bermula dari situasi sepak pojok. Park Kyeong Min yang mengeksekusi bola corner kick memberikan umpan jitu kepada kapten PBR, Mijo Dadic yang tanpa ampun menyundul bola untuk membawa PBR unggul 2-0 dan bertahan hingga turun minum.
 
Memasuki babak kedua, Persikabo mencoba bangkit. Hasilnya, Mustapa Aji berhasil memperkecil ketinggalan menjadi 1-2 memanfaatkan umpan Alejandro Tobar. Tanpa mendapatkan pengawalan ketat pemain bernomor punggung 9 tersebut, menaklukkan kiper PBR, Edi Kurnia pada menit 51.
 
Gol tersebut membuat para pemain Laskar Padjajaran tampil lebih percaya diri. Tim besutan Deny Syamsudin itu, terus mengurung pertahanan PBR. Solidnya koordinasi pertahanan PBR membuat keunggulan 2-1 bertahan hingga akhir pertandingan.
 
Dengan kemenangan tersebut, PBR meraih tiket berlaga di kompetisi sepak bola Indonesia tertinggi musim depan yang rencananya bakal diikuti 22 klub setelah PSSI memutuskan untuk melebur kompetisi Indonesia Super League (ISL) dan Indonesia Premier League (IPL).




Kekuatan Persib Pincang, Sriwijaya FC Tetap Waspada

BANDUNG - Sriwijaya FC akan menghadapi Persib Bandung dalam laga kualifikasi Grup A Menpora Cup di Stadion Si Jalak Harupat, Kabupaten Bandung, Sabtu (22/9/2013).

Dalam turnamen Menpora Cup, kekuatan Persib terbilang pincang. Sebab tiga pemainnya bergabung dengan skuad Perang Bintang, masing-masing I Made Wirawan, Tony Sucipto, dan Sergio van Dijk.

Meski laga Perang Bintang baru saja usai, mereka kemungkinan tidak akan memperkuat Persib. Persib juga kehilangan kiper Sahar Ginanjar yang masih bergabung dengan timnas U-23.

Tapi Sriwijaya FC tetap menganggap Persib sebagai lawan tangguh. Sebab Persib tetap Persib yang memiliki komposisi pemain bertabur bintang. "Walaupun ditinggal beberapa pemain, Persib tetap tim yang harus diperhitungkan," kata pelatih Sriwijaya FC, Subangkit, Sabtu (21/9/2013).

Di mata Subangkit, kekuatan Persib tetap berbahaya. Sebab kualitas pemain utama dan pelapis tidak berbeda jauh. "Saya tau persib antara pemain starter dan reserve tidak jauh beda kemampuannya," jelasnya.

Laga melawan Persib juga akan lebih berat. Sebab Persib akan tampil di hadapan publiknya sendiri. Kehadiran bobotoh dinilai akan memberi tekanan tersendiri bagi pemainnya. "Persib main di kandang dengan penonton yang banyak. Tentunya pemain muda Sriwijaya FC harus siap baik mental atau fisik untuk menghadapi Persib," ungkap Subangkit.

Dalam laga besok, Subangkit mengaku tidak akan banyak melakukan banyak perubahan. Yang jelas, kehadiran Sriwijaya FC dalam Menpora Cup adalah untuk mematangkan para pemain muda sekaligus melakukan seleksi pemain. (dit)}





These icons link to social bookmarking sites where readers can share and discover new web pages.
  • Digg
  • Sphinn
  • del.icio.us
  • Facebook
  • Mixx
  • Google
  • Furl
  • Reddit
  • Spurl
  • StumbleUpon
  • Technorati